Keren! Tulang Belulang Bekas Makanan Ini Diubah Jadi Karya Seni
Penjor.id – Sampah tulang belulang sisa bahan makanan itu ternyata bisa disulap menjadi karya seni luar biasa.
Adalah tangan Beni Tri Bawono, yang berhasil menyulap barang-barang ‘sampah’ itu menjadi sebuah karya seni yang dapat mendatangkan rupiah. Dari tulang itu pula, Beni mampu menciptakan miniatur sepeda, sepeda motor, naga, dan aneka perhiasan.
Kerajinan tulang sapi atau kerbau sudah populer di Bali. Namun, siapa yang mengira tulang belulang ayam atau ikan ternyata juga bisa menjadi karya seni yang menarik dan mampu menyedot rupiah. Tapi, itulah yang dibuktikan oleh Beni Tri Bawono, perajin tulang asal Boyolali, Jawa Tengah.
Di tangan terampil Beni, tulang-belulang yang mestinya tak berguna itu bisa berubah wujud menjadi miniatur becak, miniatur sepeda, miniatur Harley Davidson, hingga miniatur kapal layar dan patung naga sepanjang 1,5 meter dan tinggi 80 cm.
Beni mengungkapkan, awal mula dia bergelut dengan tulang-belulang itu setelah dia kehilangan pekerjaan pada 1998 silam. Nah, agar tak menjadi pengangguran, Beni pun berinisiatif beternak lele.
Namun, inisiatif itu bubar setelah usai menguras kolam lele, Beni malah menemukan tulang-belulang ayam dan unggas bekas pakan lele. Di benak Beni ketika itu, tulang belulang itu bisa dirangkai menjadi aneka miniatur yang menarik. “Sejak itulah pergumulan saya dengan tulang dimulai,” ujar Beni.
Beni mengaku tidak kesulitan mendapatkan tulang untuk bahan baku kerajinannya. Karena di kedai-kedai di sekitar rumahnya limbah tulang ini sangat berlebihan. Apalagi Beni juga menggunakan tulang selain ayam, seperti tulang ikan hingga tulang bebek.
Cara Beni membuat miniatur juga unik. Dia mau tak mengubah bentuk tulang namun dia menyesuaikan bentuk tulang itu dengan miniatur yang ingin dia ciptakan. Misalnya, sadel motor, dia ciptakan dari punggung ayam, ban sepeda dari tulang leher, jeruji dibuat dari patahan tulang sayap, sedangkan kemudi dari tulang bebek.
Proses menggabung-gabungkan aneka tulang itu tentu memakan waktu. Beni mengungkapkan, untuk membuat miniatur sepeda saja, dia setidaknya butuh waktu hingga 15 hari lamanya. Adapun untuk bentuk naga yang lebih rumit, pengerjaan bisa sampai empat bulan lamanya.
Meski pemasaran secara langsung tertatih-tatih, Beni tak patah arang. Dengan dibantu sepupunya, Beni menawarkan aneka miniatur itu melalui internet.
“Saya tetap merasa kerajinan ini unik dan bernilai tinggi. Saya berharap setelah pemasarannya bisa lebih luas, saya bisa mengajak orang-orang di kampung untuk ikut membuatnya. Sepanjang ada kreativitas, pasti ada jalan,” tukas Beni penuh semangat./c