Memperluas Pengetahuan Di Desa Adat Kemiren Banyuwangi
Penjor.id – Saat berkunjung ke Banyuwangi, sempatkanlah untuk mampir ke Desa Kemiren. Di sana bisa Anda temui warisan tradisi Suku Osing dari masa lalu yang masih utuh terpelihara hingga saat ini.
Keramahan, kehangatan, dan kebahagiaan menjadi energi yang berkelindan di tempat ini hingga memengaruhi suasana hati kita saat mengunjunginya.
Semua warganya memiliki keramahan yang luar biasa. Mereka akan menyapa ramah kepada siapa saja yang melintasi beranda rumah. Lalu mempersilahkan masuk dan mengajak berbincang dengan sangat akrab. Mereka juga tak keberatan jika kita berkenan melihat-lihat detail isi rumah adat hingga masuk ke dalam bagian belakang rumah.
Di Kemiren, Anda bisa memperluas pengetahuan Anda perihal masyarakat asli Banyuwangi, yaitu Suku Osing dan tradisi budayanya.
Masyarakat yang mendiami desa yang berjarak 15 menit dari pusat kota ini memang masih menjaga tradisi luhur nenek moyang mereka dari jaman Kerajaan Majapahit. Konon, nama Kemiren diberikan karena wilayah ini dulunya adalah hutan yang terdapat banyak pohon kemiri dan duren.
Rumah-rumah kuno khas Suku Osing berusia ratusan tahun bisa Anda temukan di sini. Ada satu rumah berukuran besar yang biasa digunakan sebagai tempat pertunjukan kesenian, seperti Tari Gandrung, Angklung Paglak, Barong Kemiren, Othek, dan lain sebagainya sambil menikmati suguhan makanan dan kue-kue tradisional Banyuwangi.
Di desa ini, kita juga akan menemukan banyak tempat yang tawarkan makanan dan jajanan khas Suku Osing. Salah satu yang direkomendasikan adalah Waroeng Kemarang. Tempatnya mengusung konsep otentik, lekat dengan nuansa adat Jawa tradisional.
Menu-menu yang ditawarkan di sini semuanya merupakan sajian tradisional khas Suku Osing. Salah satunya adalah Sego Cawung, yang racikannya terdiri dari nasi, sayur daun semanggi, ikan teri, belimbing wuluh, pindang tuna, dan Sambal Sereh.
Bukan itu saja, desa ini juga kerap mengadakan parade dan festival yang unik setiap tahunnya. Salah satunya adalah Festival Ngopi Sepuluh Ewu yang selalu dipadati ribuan penonton. Ketika festival ini berlangsung, pengunjung bisa menikmati sepuluh ribu cangkir kopi yang tersedia di sepanjang jalan dan depan rumah warga.
Pulang dari sini, jangan lupa membawa buah tangan berupa kopi Desa Kemiren atau batik asli Banyuwangi./c