Merekam Probolinggo dalam Ribuan Motif Batik Tenggeran
Penjor.id – Kali Banger yang membelah Kota Probolinggo, saat ini tak lebih dari sungai kecil yang berfungsi sebagai saluran pembuangan. Kondisinya sekarang seakan menghapus jejak masa lalunya yang pernah berperan besar dalam perniagaan. Melalui Kali Banger, kapal-kapal dagang pada masa itu bisa masuk sampai ke tengah Kota Probolinggo dan menggerakkan perekonomian warganya.
Namun bagi salah satu warga Kota Probolinggo, Ibu Sawali – demikian ia minta dipanggil – jejak sejarah Kali Banger itu tak boleh terlupakan. Lewat selembar kain, peran besar sungai ini dituangkan menjadi sebuah motif goresan batik. Sebuah motif batik yang namanya pun diambil dari nama sungai tersebut, motif kali banger.
“Dari peran besar Kali Banger itu, motif ini ingin menampilkan sebuah filosofi tentang air. Bahwa dalam hidup bermasyarakat kita harus berguna bagi orang lain. Seperti aliran Kali Banger yang pernah berguna dan akan selalu berjasa bagi masyarakat,” papar Ibu Sawali.
Bagi pemilik Batik Tenggeran, sebuah rumah batik di Kota Probolinggo, ini, batik memang bukan sekedar goresan di atas selembar kain. Gambar yang tertuang dalam sebuah motif batik adalah narasi kehidupan yang mengandung makna filosofi. Motif-motif yang dimiliki Batik Tenggeran merupakan sarana untuk bercerita tentang banyak hal yang berada di Probolinggo.
“Kami mengumpulkan dan menggali tentang potensi-potensi daerah Probolinggo, termasuk tentang tempat dan legendanya. Hasilnya kami tuangkan menjadi sebuah motif batik khas Batik Tenggeran,” lanjutnya.
Maka kemudian muncul motif-motif khas Batik Tenggeran seperti kali banger di atas, pesona bromo, tanjung tembaga, tanjung bentar, rawa wening, kiprah lengger, dan lain-lain. Sampai saaat ini lebih dari 1500 motif batik pernah diproduksi oleh rumah batik yang berlokasi di Jl. KH. Wahid Hasyim, Gg. Delima III, Kota Probolinggo, tersebut.
Batik Mahal
Di kalangan masyarakat Probolinggo dan para penggemar batik, Batik Tenggeran dikenal sebagai batik mahal. Meski juga memproduksi kategori ekonomi seharga ratusan ribu rupiah perlembarnya, Batik Tenggeran berkualitas tinggi bisa mencapai harga 16 juta rupiah. Sebagai karya seni, proses pembuatan yang panjang, serta memiliki mutu tinggi, yang membuat harganya dipatok mahal.
“Untuk membuat rawa wening misalnya, prosesnya sampai 6 bulan. Mulai survei data, membuat sketsa dan desain, sampai produksi. Atau pesona bromo yang sampai 7 kali revisi selama 3 tahun,” jelas perempuan berdarah biru asal Sumenep tersebut.
Meski dikenal sebagai batik mahal, Batik Tenggeran Ibu Sawali memiliki banyak penggemar. Bila dirata-rata, setiap bulannya sekitar 100 lembar batik berbagai motif dilempar ke pasaran. Bahkan Ibu Sawali mengaku, sampai saat ini ia mendapat pesanan rutin dari Bali rata-rata 10 lembar setiap bulan.
Berbagai motif Batik Tenggeran telah melancong ke banyak kota di Indonesia, juga ke berbagai negara seperti Belanda, Prancis, Australia, dan Amerika. Sebuah program wisata kapal pesiar ke Probolinggo membuat Batik Tenggeran semakin dikenal oleh orang-orang manca.
“Setiap ada kunjungan tamu dari luar negeri, kami sambut dengan semacam workshop. Selain praktek membatik, kami juga jelaskan tentang berbagai motif khas Batik Tenggeran ini,” kata ibu 3 orang anak tersebut. HK