Apa Sih Sebenarnya Kecerdasan Buatan Itu?
Penjor.id – Disadari atau tidak, saat ini kita sudah terbiasa dengan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau biasa disebut Artificial Intelligence (AI).
Contoh sederhana, Google Lens. Google Lens merupakan
teknologi pengenalan gambar yang dikembangkan oleh Google, yang dirancang untuk
memunculkan informasi yang relevan terkait objek yang diidentifikasi
menggunakan analisis visual.
Seseorang bisa menggunakan Google Lens ini dengan mengambil gambar baru atau
gambar yang sudah tersimpan di ponsel. Hanya tinggal memilih apps Google Lens
untuk mengaktifkannya, gambar yang diambil atau sudah ada tadi langsung
diteliti oleh Google Lens. Seperti merek atau nama sebuah barang.
“Banyak penafsiran harfiah dari terminologi Artificial Intelligence. Beberapa artikel menafsirkan AI sebagai simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk berpikir seperti manusia dan meniru tindakannya. Kalau dielaborasikan lagi, pemrograman untuk membuat simulasi kecerdasan manusia tersebut merupakan bagian dari computer science (ilmu komputer). Jadi bisa dibilang AI adalah science untuk membuat komputer dapat meniru cara berpikir dan bertindak seperti manusia,” urai Nazim Machresa, AI Service and Business Development Renom Infrastruktur Indonesia, yang merupakan perusahaan pengembangan AI yang bermarkas di Jepang.
Dalam sebuah sesi diskusi yang melibatkan anak-anak muda, Nzim yang juga Waskejen Inovator 4.0 ini menjawab beberapa pertanyaan terkait AI, berikut petikannya yang kami tuliskan kembali dalam bentuk Tanya jawab;
Bagaimana perkembangan AI di dunia dan Indonesia sendiri?
Key drivers perkembangan AI adalah big data dan computing power.
Seperti yang diketahui bahwa untuk dapat ‘mengajari’ komputer cara berpikir dan bertindak seperti manusia, diperlukan jumlah data yang luar biasa masif (Big Data). Terlebih saat ini komputer juga dapat diprogram untuk dapat mempelajari sendiri data yang diberikan atau disebut ‘machine learning’. Dengan demikian semakin banyak data yang diberikan, secara otomatis semakin ‘pintar’ pula komputer tersebut.
Di era digital dan Internet of Things (IoT) seperti sekarang, di mana semua data dapat terdigitalisasi dan ter-capture dari manapun -bahkan secara real time- tentunya menjadikan AI berkembang sangat pesat diseluruh dunia.
Termasuk di Indonesia, di mana setidaknya setengah dari penduduk Indonesia sudah dapat mengakses internet. Namun tentunya di negara-negara maju yang internet access coverage-nya hampir 100%, perkembangan AI dapat lebih pesat karena semakin banyak (dan biasanya semakin rapi juga) data yang dapat di utilize untuk mengembangkan AI.
Perlu dipahami juga bahwa untuk dapat memproses jumlah data yang luar biasa masif tersebut diperlukan kapasitas komputer atau computing power yang mumpuni. Itulah kenapa AI semakin berkembang pesat disaat perkembangan teknologi menjadikan computing power ini semakin terjangkau. Ditambah lagi dengan berkembangnya teknologi komputasi awan (cloud computing). Computing power untuk mengolah big data dan membuat AI tidak lagi menjadi hal yang mahal.
Ketika hal-hal yang dibutuhkan untuk membuat AI tersebut semakin banyak tersedia dan terjangkau, maka bukan hanya negara maju atau perusahaan besar saja yang berpartisipasi. Di Indonesia sendiri mulai banyak starts up yang menggunakan AI untuk menunjang kegiatan bisnisnya atau bahkan menjadikan AI tersebut sebagai bisnisContoh dari AI itu apa saja?
Karena AI belajar dari data, maka saya buat contohnya berdasarkan data yang digunakan untuk mengembangkan AI tersebut. Paling mudah mengkategorikan data menjadi 2: data yang berupa gambar (visual) dan data non-gambar (teks bahasa atau angka).
Contoh AI yang dapat dibuat dengan data visual misalnya AI untuk menganalisa dan mendeteksi objek dari gambar atau video. Anggap saja ini mengartifisialkan bagaimana mata manusia melihat dan mengenali objek.
Sedangkan contoh AI yang dapat dibuat dengan data non gambar, misalnya AI untuk membalas percakapan (mengartifisialkan manusia berbicara atau mengirim pesan) yang kita kenal sebagai chat/voice/speech bot, dan AI untuk membuat prediksi (mengartifisialkan cara manusia berpikir tentang suatu keadaan dimasa depan dengan menganalisa kondisi dari kurun waktu sebelumnya hingga saat ini)./*