Merti Dusun di Kaki Gunung Andong, Mengucap Syukur dengan Tumpeng Jongko dan Ingkung Sewu

Penjor.id – Hari ini penanggalan Jawa menunjukkan tanggal 9 bulan Sapar 1953. Bertepatan dengan Rabu Pahing, sebuah hari yang sangat disakralkan oleh penduduk Dusun Mantran Wetan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Sebuah hari yang secara turun-temurun dipilih untuk merti dusun, membersihkan desa dan berterimakasih pada leluhur.

Penduduk di kaki Gunung Andong itu berkumpul bersama untuk mengucap syukur atas berbagai rejeki dan anugerah yang telah mereka terima dari Sang Pencipta lewat hasil pertanian. Mereka juga berdoa, memohon agar kehidupan mereka di hari-hari mendatang semakin tenteram, terbebas dari marabahaya, memperoleh hasil pertanian yang baik, dan bertambah erat semangat kekeluargaannya.

Sebagai simbol ucapan syukur dan doa, mereka mempersembahkan berbagai macam sesaji. Setiap keluarga menyediakan nasi tumpeng, ingkung ayam, beserta lauk-pauk yang lain. Dengan kerelaan dan semangat kekeluargaan, mereka menyisihkan sebagian rejekinya untuk mempersiapkan sesaji-sesaji itu.

“Ini wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas dilimpahkan dari hasil bumi yang sudah dinikmati setiap bulan Sapar tepatnya pada Rabu Pahing. Semua warga Mantran Wetan mengadakan selamatan Tumpeng Jongko dan Ingkung Sewu,” kata Supadi Haryanto, tokoh masyarakat Dusun Mantran Wetan kepada wartawan, Rabu (9/10/2019).

Tumpeng Jongko dan Ingkung Sewu menjadi pusat ritual upacara merti dusun. Tumpeng Jongko adalah tumpeng raksasa setinggi 80 cm yang terdiri dari nasi, sayur-sayuran dan buah. Sedangkan Ingkung Sewu untuk menyebut ribuan ayam yang dimasak utuh berbumbu opor.

Masing-masing keluarga membawa nasi dan Ingkung ayam dalam upacara syukur ini.

Dari mushola dusun, diringi ratusan warga yang masing-masing membawa ingkung ayam, tumpeng dikirab sejauh 400 meter menuju rumah Kepala Dusun. Di depan rumah Handoko, Sang Kepala Dusun, kemudian warga duduk bersila dan memanjatkan doa yang dipimpin Mohammad Thohir, pemuka agama setempat.

“Sebelum dilakukan kirab Tumpeng Jongko dan Ingkung Sewu ini, kemarin dilakukan pemotongan ayam untuk ingkung di rumah Pak Kadus secara massal. Yang massal ada 200 ayam, yang menyembih Pak Kaum untuk ingkung kirab. Terus masing-masing rumah juga menyembelih sendiri-sendiri,” imbuh Supadi.

Usai doa, Kadus Handoko meletakkan satu ancak sesaji di atas genting rumahnya. Beberapa warga membawa satu ancak ke sebuah punden di dekat mata air. Sementara yang lain membawa sesaji kebak air di timur dusun dan kali di selatan dusun.

Di halaman rumah Handoko sendiri, rangkaian acara merti dusun terus berlanjut dengan pentas kesenian sakral, Jaran Kepang Papat. Sedangkan warga yang lain kembali ke rumah untuk menikmati nasi dan ingkung bersama-sama keluarga. Sebuah semangat telah terkumpul untuk kembali mengolah tanah-tanah pertanian mereka keesokan hari. HK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: