Misteri Danau Kelimutu yang Abadi (1); Tersesat Gara-gara Kabut Misterius
Penjor.id – Tiap kali mengenang Danau Kelimutu, Albertus Tamanob (40), warga Flores selalu merasa merinding. Sebab, setahun silam ia mengalami sebuah pengalaman aneh yang nyaris merenggut nyawanya. Bagaimana tidak, ia sempat tersesat di Taman Nasional Kelimutu selama tiga hari lamanya.
Kala itu, Albertus dan enam temannya yang lain sedang dalam perjalanan menuju Danau Kelimutu. Pada perjalanan tersebut, ia dan rekan-rekannya sempat bertemu dengan seorang pria setengah baya yang menanyakan perihal arah perjalanan mereka. Albertus pun menyebutkan jika mereka hendak menuju Danau Kelimutu. Mendengar jawaban tersebut, pria itu kemudian menawarkan diri untuk menjadi pemandu.
Tapi tawaran ini ditampik oleh Albertus karena mereka memang sudah membawa dua orang pemandu. Pria itu kemudian mengingatkan jika mereka tak akan bisa sampai ke Danau Kelimutu. Toh Albertus dan rekan-rekannya tak menanggapi serius lontaran pria tadi. Mereka pun melanjutkan perjalanan.
Namun nyatanya perjalanan rombongan Albertus ini benar-benar tersesat. Perjalanan rombongan Albertus tersesat selama tiga hari lamanya, sejak bertemu dengan pria misterius tadi hingga tim SAR gabungan menemukan mereka.
Padahal menurut Albertus, ia dan rekan-rekannya sudah dengan seksama dan teliti mengikuti petunjuk peta yang dibawa. Mereka juga sudah mengarahkan kompas sesuai petunjuk dalam peta, namun nyatanya perjalanan itu membawa mereka menuju kawasan lain.
Hal yang nyaris sama dialami oleh Alex Kanis. Suatu kali, ia bersama rekan-rekannya melakukan perjalanan menuju Danau Kelimutu. Bekal peta dan beberapa petunjuk arah dibacanya dengan seksama dan teliti. Namun aneh, ternyata perjalanan sehari penuh yang mereka tempuh hanya berputar dan mengembalikan mereka pada posisi semula di arah titik keberangkatan.
Baik Albertus maupun Alex sama-sama yakin jika perjalanan mereka ke arah Danau Kelimutu tidak mendapatkan restu dari para penunggu di kawasan Kelimutu.
Biasanya untuk perjalanan menuju Kelimutu seperti itu akan dilakukan terlebih sebuah ritual adat. Ritual adat yang dalam bahasa adat disebut sebagai Tu Tau Nitu Ju Angi itu dimaksudkan sebagai untuk meminta izin kepada ‘para penunggu’ supaya diberikan jalan untuk mengunjungi Kelimutu, dan memberitahukan jika kedatangan tersebut bermaksud baik.
“Dan anehnya, saat kami kebingungan mencari arah jalan dan kemudian kembali lagi ke tempat pemberangkatkan, kami dikpeung hujan deras serta kabut tebal dengan jarak pandang hanya 10 meter saja. Tapi usai melakukan ritual, kabut itu perlahan-lahan tersingkap dan kemudian cuaca pun menjadi jernih,” papar Alex.