Segarnya Berbuka dengan Carica, Buah Kaya Khasiat dari Dieng

Penjor.id – Terletak di pinggir jalan utama Wonosobo – Dieng, rumah itu terlihat sederhana. Berdinding kayu dan beratap seng. Tak jauh beda dengan kebanyakan rumah di sekitarnya. Tulisan besar ‘Rumah Carica’ di atap depannya yang menjadi pembeda dari rumah-rumah lain.

Carica tentu sudah banyak yang tahu. Daging buahnya berwarna kekuningan dengan rasa sepat asam. Tapi setelah diolah rasanya berubah jadi sangat enak. Apalagi bila dinikmati dalam keadaan dingin. Sangat cocok untuk dijadikan menu berbuka puasa.

Merupakan buah asli dataran tinggi Andes, Amerika Selatan, carica hanya bisa tumbuh baik di ketinggian 1500 sampai 3000 meter dpl. Selain di daerah Dieng, Jawa Tengah, di Indonesia tanaman buah ini juga bisa ditemui di Bali dengan nama lokal gedang memedi.

Di Dieng, olahan buah mirip pepaya ini menjadi produk kuliner andalan masyarakat dataran tinggi tersebut. Terutama manisannya yang berasa segar, maknyus, dengan rasa khas menggigit lidah.

Untuk menjadi manisan segar, carica dipilih yang sudah kuning matang.

Saat penjor singgah di Rumah Carica, produk manisan ini lah yang terlihat sedang ditata oleh beberapa wanita setengah baya. Dikemas dalam gelas-gelas plastik dan botol-botol kecil, manisan carica ditata bersusun dan sebagian lain sedang dipak ke dalam kardus.

Di sebuah etalase kaca dipajang olahan lain carica yang sudah dikemas secara modern. Ada sirup, jenang (dodol), dan keripik, serta produk-produk camilan khas Dieng seperti kripik jamur dan purwaceng. Di sudut ruangan, terlihat bakul-bakul bambu berisi tumpukan buah-buah carica yang belum diolah.

Ndak cuma enak dan segar, carica ini banyak khasiatnya lho,” kata Nur Hidayah, pemilik Rumah Carica, kepada penjor beberapa waktu lalu.

Menurut beberapa sumber, carica  memang banyak mengandung enzim  papain. Enzim ini berfungsi mempercepat proses pencernaan protein.

Carica yang penuh khasiat siap untuk menyegarkan badan setelah seharian berpuasa.

Kandungan papain-nya memiliki sifat antiseptik dan membantu mencegah perkembangbiakan bakteri merugikan di dalam usus. Membantu menormalkan pH usus sehingga keadaan flora usus menjadi normal.

Carica memiliki kandungan vitamin C lebih tinggi dari jeruk. Serta memiliki kandungan vitamin A lebih tinggi dari wortel.

Bukan hanya 2 vitamin, buah asli dataran tinggi Andes itu, juga mengandung vitamin B kompleks dan vitamin E yang tentunya baik untuk kesehatan. Penelitian terbaru menunjukkan carica mengandung arginin yang dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.

Nur menjelaskan, untuk membuat manisan carica cukup mudah. Buah yang baru dipetik dari pohon terlebih dulu dikupas kulitnya, kemudian dibelah dan dikeluarkan bijinya.

Meskipun mirip dengan pepaya, carica baru bisa dinikmati setelah diolah

Namun biji-biji tersebut jangan dibuang. Karena justru biji-biji ini lah yang akan dimasak terlebih dulu. Direbus sampai mendidih dan disaring. Air saringan kemudian diberi gula pasir hingga terasa sangat manis.

“Ingat, saat mengupas kulitnya jangan lupa memakai sarung tangan, bisa pakai kantong plastik, karena getahnya bikin gatal,” pesan Nur Hidayah.

Daging buahnya dipotong-potong dengan ukuran sesuai selera, dan dicuci. Kemudian direbus dengan air rebusan biji tadi sampai empuk. Manisan carica nan lezat, segar, dan banyak khasiat pun siap dinikmati.

Bila untuk tujuan komersil seperti di Rumah Carica, setelah pengolahan selesai manisan carica kemudian dikemas dalam wadah gelas plastik maupun botol-botol kecil. Setelah menikmati keindahan tempat wisata di Pegunungan Dieng, satu kardus manisan carica pun menjadi oleh-oleh. HK.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: