Gulat Okol Ramaikan Sedekah Bumi Desa Setro

Penjor.id – Olah raga tradisonal gulat okol yang ada di beberapa desa di kecamatan Menganti Kabuaten Gresik, termasuk di desa Setro patut dilestarikan. Untuk itu dalam setiap acara tahunan sedekah bumi pasti jadi agenda utama untuk ditampilkan, sehingga dapat meramaikan suasana, karena animo masyarakat terhadap kebudayaan ini cukup besar.

Sebagaimana yang dilakukan pada tahun ini gulat okol yang dipertandingkan di lapangan bolla volly desa Setro (6/10/2019) cukup diminati, tidak hanya dari desa setempat tetapi juga dari daerah lain bahkan ada dari luar Kabupaten Gresik, seperti dari Surabaya bahkan ada peserta dari Jakarta juga ambil bagian, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa, tidak hanya laki-laki tetapi wanitapun juga tidak mau ketingggalan.

Kades Setro, Kapolsek, Camat dan Danramil Menganti menyakskan tradisi gulat okol

Dalam pertunjukan olah raga tradisional ini juga disaksikan Kapolsek, Danramil dan Camat Menganti, selain pejabat lain terutama di desa tersebut juga turut hadir. Menurut Kepala Desa Setro Ahmad Saiful, SH, tradisi gulat okol ini sudah lama turun temurun dilakukan kami sebagai generasi enerus bertugas untuk melestarikan. “Dan ini sudah rutin kami gelar setiap tahun dalam rangka memeriahkan sedekah bumi di desa kami, sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” paparnya.

Camat Menganti Sujarto, SH, M.Si mengakui tradisi gulat okol tidak hanya ada di desa Setro, tetapi juga ada di desa desa lain di Kecamatan Menganti. “Bahkan hari ini ada juga di Desa Pengalangan,” ujar Sujarto. “Habis ini kita juga akan mengunjungi disana,” tambahnya.

Sebelum bertanding harus menggunakan ikat kepala (udeng)

Gulat okol ini memang benar benar tradisional, bukan olah raga profesional, sehingga peserta tidak perlu latihan khusus bahkan kesanya juga asal berkenan langsung mendaftar. Bahkan saat Wongso Negoro anggota DPRD Kabupaten Gresik naik ke arena langsung meminta untuk wanita siapa yang mau tampil akan diberi hadiah, untuk pemenang 200 ribu rupiah sedangkan yang kalah 100 ribu rupiah.

Tidak lama langsung ada 3 pasang wanikta yang bersedia menjadi peserta gulat okol, permainan juga tidak berlangsung lama, untuk menentukan pemenang cukup atraksi dilakukan 2 babak, jika salah satu peserta dapat menjatuhkan lawan 2 : 0 atau 1 : 0 itulah pemenangnya tetapi jika skor 1 : 1 atau 0 : 0 dinyatakan draw. Alas lantai (matras) di arena juga dibuat secara tradisional yaitu dari bahan jerami dan dedak kasar yang dimasukan dalam karung goni yang sudah dirajut menjadi besar. (kat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: