Pasca Kebakaran, Kondisi Kawasan Wisata Kawah Ijen Memprihatinkan
Penjor.id – Kebakaran hutan telah merusak jalur pendakian Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, Banyuwangi. Tanaman hijau di sepanjang kanan dan kiri jalur pendakian, dari Paltuding hingga ke Pos Bunder juga hangus terbakar. Bahkan, menurut penuturan petugas, masih ada beberapa titik api yang muncul di sana, namun sulit dipadamkan. Sebab api berada di lereng curam dan jurang.
“Di sepanjang akses jalur Banyuwangi – Bondowoso, di sisi kiri kanan jalan pohon-pohon menghitam karena menjadi arang akibat terbakar,” ujar Chandra HP Kusuma, Ketua Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) Jawa Timur.
Chandar bersama beberapa pengurus harian DPW BM PAN Jatim sengaja menyuri jalur tersebut untuk menyaksikan dari dekat kondisi terakhir kawasan wisata yang mendunia itu.
“Kami sengaja datang ke sini, usai menghadiri Musda di banyuwangi,
untuk memberikan dukungan moril kepada relawan juga petugas yang telah
berjibaku beberapa hari ini untuk memadamkan api. Sedih sekali melihat ikon
wisata dunia ini menderita kerusakan akibat kebakaran,” tutur Chandra.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Jawa Timur, mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Kawah Ijen Ijen, Gunung Merapi Ungup-ungup dan Gunung Ranti yang terjadi sejak 19 Oktober 2019 mencapai 1.000-an hektare.
“Untuk kebakaran hutan dan lahan di kawasan TWA (Taman WIsata Alam) Gunung Ijen dan Gunung Merapi Ungup-ungup luasannya mencapai sekitar 500 hingga 600 hektare, sedangkan hutan dan lahan terbakar di Gunung Ranti sekitar 400 hingga 500 hektare,” terang Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram saat dihubungi di Banyuwangi, Minggu (27/10).
Ia menjelaskan, kawasan TWA Gunung Ijen dan Merapi Ungup-ungup yang terbakar hingga sekitar 600 hektare itu merupakan kewenangan BKSDA, dan Gunung Ranti yang lokasinya bersebelahan merupakan kewenangan Perhutani.
Berdasarkan catatan BPBD Banyuwangi, kebakaran hutan di TWA Kawah Ijen kali
ini merupakan yang terbesar dalam satu dasawarsa terakhir. Hari tanpa hujan
yang panjang menyebabkan ‘evergreen’ menjadikan tanaman kering dan mudah
terbakar.
Evergreen merupakan hutan sepanjang tahun yang merupakan salah satu fenomena
alam. Di mana, di dalam area tersebut memiliki vegetasi hutan yang cukup
lengkap. Seperti savanna, hutan musim, juga hutan sepanjang tahun. Semua itu
ada di kawasan Cagar Alam TWA Kawah Ijen.
“Jika Evergreen ini basah, maka akan mengurangi dan menghambat terjadinya kebakaran. Namun ketika di TWA Ijen ini terjadi hari tanpa hujan yang sangat panjang, maka Evergreen akan menjadi kering dan mudah terbakar. Demikian pula yang terjadi di Gunung Rante dan Merapi Ungup-ungup,” ujar Eka.
Eka menjelaskan, hari tanpa hujan di area TWA Kawah Ijen sudah memasuki tahap
ekstrem karena berlangsung lebih dari 60 hari. Bahkan dari hasil koordinasi
pihaknya dengan BMKG, hujan di lereng Ijen ini diperkirakan akan terjadi pada
November dasarian 3. Dasarian merupakan satuan waktu meteorologi, yang lamanya
sepuluh hari.
//cw