Misteri Danau Kelimutu yang Abadi (2); Pergantian Warna & Tetirah Bung Karno

penjor.id – Pergantian warna Danau Kelimutu sendiri bagi masyarakat setempat merupakan pertanda dari alam untuk mereka. Tiap kali salah satu warna danau berganti, masyakarat di sana meyakini fenomena alam seperti gunung meletus, tanah longsor, atau musibah alam lainnya akan datang menimpa kawasan tersebut. Jadi, pergantian warna itu seperti isyarat yang mengingatkan para warga agar waspada menghadapi gejolak alam yang bakal terjadi. Tentunya, keyakinan ini pun tak berlebihan mengingat Pulau Flores merupakan daerah rawan gempa.

Para ahli memiliki pendapat lain perihal perubahan warna air di Danau Kelimutu tersebut. Menurut mereka perubahan warna air itu disebabkan oleh beberapa hal, seperti aktivitas Gunung Kelimutu yang merupakan gunung berapi, pembiasan cahaya matahari, adanya mikrobiota air, terdapatnya zat kimia terlarut, serta akibat pantulan warna dinding, serta dasar danau.

Perubahan warna Tiwu Nu’a Muri Koo Fai dari biru ke hijau misalnya, diduga terjadi karena perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan gas-gas gunung api, atau dapat karena meningkatnya suhu. Adapun warna Tiwu Ata Polo uang pada awalnya merah kemudian menjadi kehitaman, lalu berubah lagi jadi coklat tua kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi zat besi dalam fluida di danau itu. Wara Tiwu Ata Mbupu yang mulanya putih lalu sempat berganti menjadi hijau lumut diduga disebabkan adanya biota jenis lumut tertentu yang hidup di dasar danau tersebut.

Danau Kelimutu juga diceritakan sangat dekat dengan sosok presiden pertama Ir Soekarno. Menurut cerita, ketika diasingkan di Ende, Bung Karno sering melakukan tetirah dan semedi di puncak Gunung Kelimutu. Biasanya Bung Karno menunggang kuda untuk bisa mencapai kawasan Danau Kelimutu. Di sana, ia bisa melakukan kontemplasi.

Kebiasaan Bung Karno untuk mengunjungi Kelimutu ini kabarnya diteruskan oleh anak tertuanya, Guntur Soekarno Putra. Beberapa kali, Guntur disebutkan mengambil air di Danau Kelimutu. Ia juga pernah bersemadi dari malam hingga menjelang fajar di sana, lalu kemudian melepas ayam merah.  Kelimutu memang memiliki banyak arti bagi banyak orang yang pernah bersentuhan langsung dengan kawasan tersebut. Bagi mereka, Kelimutu adalah bukti betapa perubahan alam adalah sesuatu yang akan abadi, selamanya./

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: