Viral Serangannya Mematikan, Tawon Vespa Justru Jadi Santapan Lezat di Dusun Ini

Penjor.id – Tawon vespa alias tawon ndas sedang viral di media massa setelah serangannya yang mematikan banyak menelan korban di beberapa tempat. Di Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tawon ndas justru menjadi santapan lezat dan berkhasiat. 

Warga dusun di kaki Gunung Merbabu tersebut, mengolah serangga penyengat yang biasa hidup berkoloni itu menjadi rempeyek. Leluhur mereka telah mewariskan secara turun-temurun makanan yang tak dijumpai di tempat lain ini.

Di Dusun Gejayan, peyek tawon ndas sering dihidangkan pada momen-momen tertentu, terutama saat sanak saudara berkumpul. Makanan ini menjadi teman perbincangan hangat anggota keluarga. Juga menjadi simbol keramahan penduduk dusun saat menerima tamu.

Rempeyek atau peyek tawon ndas memiliki rasa gurih, renyah, enak, tak kalah dengan peyek-peyek yang sudah lazim dikonsumsi orang. Kenikmatan lain peyek tawon ini juga ada pada sensasinya.

Bagi yang tak biasa menyantapnya, ada perasaan takut terkena sengatnya. Sesuatu yang tak mungkin terjadi karena tawon-tawon itu sudah mati, sengat tak berfungsi lagi.

Selain merasakan lezat dan berkhasiat, menyantap peyek tawon juga ada sensasi takutnya.

“Ya ini sensasinya, pertama takut-takut, tapi setelah itu minta tambah lagi. Enak, gurih,” kata Vije, salah satu wartawan sebuah stasiun televisi saat bersama-sama dengan media ini berkunjung ke Gejayan beberapa waktu lalu.

Selain rasa, masyarakat Dusun Gejayan juga percaya peyek tawon mengandung banyak khasiat. Menyantap tawon ndas bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan menghangatkan badan, menghilangkan pegal-pegal, bahkan menyembuhkan penyakit rematik.

“Yang pasti bisa menyehatkan badan, karena kandungan proteinnya cukup tinggi seperti serangga-serangga lain,” jelas Riyadi, warga Dusun Gejayan yang menyuguhkan peyek tawon kepada kami.

Warga Dusun Gejayan memiliki cara khusus untuk menangkap tawon yang memiliki nama latin Vespa affinis ini. Mereka biasa mengambil sarangnya yang kebetulan ditemukan di hutan sekitar desa.

“Orang sini sudah hafal mana sarang tawon ndas dan kapan saat yang paling tepat untuk mengambilnya,” ujar Riyadi.

Tawon ndas yang sudah dicampur adonan tepung dan bumbu siap digoreng.

Pada malam hari, ketika tawon-tawon sudah masuk dan tertidur di rumahnya yang berbentuk bulat lonjong, itulah saat yang tepat. Untuk mengambilnya, butuh perjuangan yang lumayan berat karena tawon ndas hutan biasa bersarang di dahan pohon yang tinggi.

Begitu sarang sudah dalam jangkauan, sebuah gulungan kain atau kapas yang telah dibasahi bensin dimasukkan ke lubang sarang.

“Karena bau bensin itu, tawon-tawon jadi pingsan. Saat itulah sarang nya diunduh, terus dimasukkan karung, dibawa pulang,” jelas Riyadi.

Sesampai di rumah, tawon-tawon yang sedang tak sadar itu dikeluarkan dari sarangnya dan disiram air panas. Setelah dipastikan mati, semua tawon, baik yang sudah dewasa maupun yang masih berbentuk larva atau gono menurut istilah setempat, dicuci bersih.

Tahap selanjutnya mencampurkannya ke dalam adonan tepung terigu, tepung beras, dan bumbu seperti bumbu rempeyek umumnya. Setelah digoreng dengan minyak panas di atas tungku berbahan bakar kayu, sajian istimewa khas kaki Gunung Merbabu ini siap dihidangkan. HK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: