Berendam Air Hangat Penyembuh di Candi Umbul

Penjor.id – Penanda waktu telah menunjukkan pukul 1 siang, namun suasana temaram masih menyelimuti Candi Umbul yang terletak di Desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Sejak pagi, mendung tebal menggelayut di atas candi yang berada di kaki Perbukitan Jambu itu.

Dari arah candi yang berada di ketinggian 650 mdpl itu, kepulan-kepulan asap putih tipis tampak menyebar, melepas bau harum bakaran dupa. Bau harum yang membawa suasana mistis ke sekitar candi di hari Jum’at Wage itu.  

Memang, hampir di setiap malam Jum’at Wage, banyak orang melakukan tirakatan di Candi Umbul.  Mereka bersamadi, berharap mendapatkan berkah dari ‘penunggu’ peninggalan kuno tersebut. Ada pula yang tirakatan sekadar ingin nguri-uri, menghidupkan kembali makna spiritualnya.

“Mereka ini biasanya melakukan ritual kejawen semadi semalam suntuk setiap malam Jum’at Wage,” kata Sri Purwanti, salah satu penjaga candi.

Berciri bangunan Hindu, Candi Umbul diperkirakan  dibangun oleh Raja Syailendra IV sekitar abad VIII – IX Masehi. Sejaman dengan candi-candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno lainnya di Jawa Tengah bagian utara, seperti Candi Selogriyo, Candi Pringapus, Candi Gedongsongo, dan Candi Dieng.

Candi Umbul saat ini sudah tidak utuh lagi, banyak bagian ornamennya yang rusak dan hilang entah kemana.

Candi yang terletak sekitar 30 kilometer dari Candi Borobudur itu pada masa lalu berfungsi sebagai patirtan raja-raja dan tempat upacara keagamaan. Berupa dua buah pemandian kuno, air hangat mengisi kolam-kolam yang dikelilingi pemandangan indah persawahan tersebut.

Air hangat di candi yang berada di lembah Sungai Elo itu diyakini bisa menyehatkan badan dan menyembuhkan berbagai penyakit. Mereka yang ingin memperoleh kesembuhan, biasanya akan berendam berlama-lama di kehangatan 33o  Celcius air kolam ini.

“Bagi yang percaya, macam-macam penyakit bisa sembuh kalau berendam di sini, mulai sakit kulit, rematik, sampai stroke,” ujar Sri.

Air hangat muncul di tengah kolam utama yang berukuran 8 meter x 13 meter, bareng gelembung-gelembung gas belerang yang keluar dari bawah sebuah batu bulat. Kandungan belerang ini yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Satu kolam lagi, berukuran 8 meter x 8 meter, berada di sebelah barat kolam utama. 

Diperkirakan, pada masa purba jutaan tahun silam, di Perbukitan Jambu pernah terjadi aktivitas vulkanis. Sisa-sisa aktivitas vulkanis ini lah yang membawa air hangat ke Candi Umbul. Mata air tersebut keluar karena lapisan tanah yang ada terpotong oleh aliran Sungai Elo.

Berupa candi patirtan, air hangat yang muncul dari dasar kolam dipercaya menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Saat ini, kondisi Candi Umbul sudah tidak utuh lagi. Tinggal berupa puing dan reruntuhan. Termasuk ornamen kepala kala dan arca kinari. Beberapa arca dan ornamen lain, yang semuanya terbuat dari batu andesit, bahkan banyak yang hilang.

Bila ada yang terlihat utuh, itu adalah batu pedupaan yang terletak di sisi selatan kolam utama dan dua buah batu bulat seperti gong. Juga sebuah yoni dan beberapa batu berbentuk segi delapan di dasar kolam utama.

Padahal, menurut “Rapporten van den Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch Indie”, sebuah catatan inventarisasi benda-benda purbakala peninggalan Hindu yang dilakukan Dr. R.D.M. Verbeek pada 1914, banyak artefak pernah ditemukan di sini.

Di Tjandi Ajer Panas, demikian catatan itu menyebut Candi Umbul, pernah ditemukan dua buah arca durga, dua buah arca ganesya, arca syiwa guru, sebuah lingga, arca kinari (burung berbadan manusia), kepala kala, dan beberapa batu bangunan candi.

Tingginya harga benda-benda purbakala di pasar barang antik rupanya menjadi penyebab hilangnya ornamen Candi Umbul. Beberapa tahun lalu, sebuah arca ganesya yang sempat hilang, berhasil ditemukan kembali di dasar Sungai Elo, tak jauh dari candi. HK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: